PROFIL LAPAK

LABORATORIUM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

Dasar awal terbentuknya…

LAPAK sebagai sebuah institusi berangkat dari kebutuhan untuk merealisasikan hasil diskusi-diskusi informal diantara para mahasiswa, alumni dan dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota – ITI. Diskusi tersebut terselenggara karena kegelisahan bersama akibat permasalahan yang ada didunia perencanaan; terdapat pertanyaan, ‘bagaimana seharusnya peran perencana yang nyatanya gagal mengatasi permasalahan yang ada?’

“Perencanaan dan pengembangan kawasan / wilayah / kota yang bertumpu pada masyarakat adalah pengembangan yang merupakan hasil konsultasi partisipatif secara terus menerus yang melibatkan semua pemangku-kepentingan dan dalam suasana kesetaraan. Hak-hak masyarakat atas sumberdaya, peluang berusaha, kebiasaan-kebiasaan dan kondisi so-sial budaya adalah aspek pokok dalam perencanaan”.

(catatan diskusi September 1997)

Bila akan intensif pada unit perubahan yang paling nyata maka harus menerapkan perencanaan yang partisipatif. Dalam pendekatan akademis, komunitas adalah unit perubahan yang nyata dan relatif lengkap mengandung aspek-aspek mendasar dalam perencanaan. Untuk itu maka ‘komunitas’ dan ‘partisipatif’ dapat dikatakan pengetahuan dan kompetensi yang strategis dalam pengembangan dunia perencanaan di Indonesia. Pada kenyataannya kegiatan partisipatif tersebut bukan simulasi tetapi realitas perubahan itu sendiri. Untuk itu dalam setiap upaya perubahan ditingkat komunitas dibutuhkan komitmen para pemangku-kepentingan (stake holders). Para perencana sebagai salah satu pemangku kepentingan perlu berusaha merumuskan komitmennya dengan memperjelas resiko yang harus ditanggungnya. Hal ini merupakan prinsip membangun kesadaran kritis yang utuh. Berdasarkan pengalaman di lapangan dapat disimpulkan bahwa LAPAK (Laboratorium Pengembangan Komunitas) – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – ITI keberadaannya menjadi sangat strategis karena berfungsi sebagai ‘pusat kajian akademis’ sekaligus berfungsi sebagai ‘pelaku perubahan’ suatu komunitas yang nyata di lapangan. Penggalian pada visi keruangan yang mengakomodasi adanya pluralitas, dinamika perubahan sosial, ekonomi, budaya dan ekologi membutuhkan cara berpikir lintas disiplin. Dalam menghadapi kompleksitas tersebut dan dalam rangka mengupayakan solusi-solusi teknis/non-teknis ternyata merupakan pengalaman ilmiah dan sekaligus bentuk perubahan itu sendiri.

Metodologi Pendekatan
VISI

Manusia adalah sentral dalam perubahan. Komunitas adalah kerangka dasar dalam perubahan yang mengakui pluralisme dan proses sosial. Paradigma baru perlu diperjuangkan dalam perubahan dimasyarakat yang harus me ngacu pada keadilan sosial dan keharmonisan dengan alam.

MISI
  1. Penelitian untuk pengkayaan kurikulum.
    Perencanaan berbasis komunitas merupakan salah satu bentuk perencanaan yang mempunyai aspek pengetahuan, metode dan proses yang sangat khas. Aspek-aspek tersebut merupakan kisi-kisi dalam kurikulum yang harus terus diupayakan pengembangannya. LAPAK adalah bagian dari pengembangan kurikulum Prodi PWK-ITI.
  2. Data – base perencanaan.
    Perencanaan berbasis komunitas sangat beragam proses dan produknya. Inventarisasi preseden perencanaan akan sangat membantu memberi wawasan dan membantu dalam mengambil keputusan para perencana dalam konteks akademis maupun praktek. Data base dapat berupa dokumen (laporan perencanaan, laporan penelitian, film, dsb) dan juga jaringan komunitas (komunitas mitra). LAPAK menyusun data – base dalam bentuk dokumen dan dalam bentuk tetap menjaga hubungan dengan komunitas mitra.
  3. Penciptaan fungsi dalam masyarakat.
    Kegiatan merencana pada tingkat komunitas pada kenyataannya adalah perubahan itu sendiri (praktek langsung di lapangan). Hal pokok yang selalu diupayakan adalah terciptanya kemandirian dalam melakukan solusi. Modus tersebut pada dasarnya adalah menjalankan ‘social entrepreneurship’. Komunitas harus mampu menyelesaikan permasalahannya berlandaskan potensi dan aset yang ada pada dirinya. LAPAK selalu mendorong terciptanya fungsi dan pengembangan fungsi dalam komunitas sesuai dengan kebutuhan untuk solusi.
  4. Kompetensi perencanaan.
    Kegiatan yang selalu diupayakan dalam perencanaan pada tingkat komunitas adalah pengorganisasian komunitas, pelembagaan gagasan dan koordinasi lintas disiplin. LAPAK secara khusus melatih para partisipannya untuk mampu melakukan hal-hal tersebut dan terbiasa bekerja pada semua kondisi (di perkotaan, perdesaan, pedalaman dsb) dan menjujung tinggi adat lokal.
Profil Organisasi

LAPAK merupakan wahana “belajar bersama” untuk berkegiatan pada tingkat komunitas, termasuk sebagai tempat diskusi atau pertukaran informasi, fasilitasi, advokasi dan dokumentasi; serta mempelajari, memahami dan mengembangkan model-model perencanaan dari bawah (bottom up approach). Tugas lainnya adalah sebagai wahana dalam memproduksi informasi tentang manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Dalam cakupan yang lebih luas, LAPAK melakukan kerja kolaboratif dengan disiplin ilmu dan lembaga lain dalam upaya membantu memberikan alternatif-alternatif solusi terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat luas. Konsep pemikiran “Kampung dapat apa ?” menjadi dasar LAPAK untuk menjalankan agenda kerja bersama.

Tautan

LAPAK berusaha untuk memperkaya dan mempertajam kandungan kurikulum dunia akademis dan ikut serta secara kongkrit melahirkan fungsi-fungsi dalam masyarakat melalui prinsip ‘social entrepreneurship’. Bentuk belajar-mengajar yang partisipatif merupakan prinsip penciptaan kesadaran kritis dalam perubahan. Kesadaran tentang kemandirian adalah aspek pokok dalam proses memuliakan hidup. Terciptanya manusia dan lembaga yang mandiri dalam menyelesaikan persoalan dimasyarakat adalah kondisi perubahan yang diidamkan oleh LAPAK. LAPAK akan terus mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan melakukan perubahan ditingkat komunitas. Gagasan-gagasan dan kegiatan praktis hasil penggalian kearifan lokal merupakan pengetahuan yang sangat berharga dalam melakukan perubahan dimasyarakat. Pengorganisasian komunitas, melembagakan gagasan dan memilih solusi teknis / non-teknis adalah kompetensi pokok yang terus dikembangkan oleh LAPAK. LAPAK adalah suatu komunitas pembelajar dan memperlakukan komunitas lain sebagai mitra dalam suatu jejaring belajar. Berkah utama dari belajar pada komunitas dengan kondisi penuh keterbatasan adalah memperoleh catatan tentang solusi yang kreatif dan cerdas. Jejaring belajar antar komunitas merupakan kekayaan utama LAPAK.

Struktur Organisasi

Laboratorium Pengembangan Komunitas adalah unit organisasi struktural dibawah Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – ITI. Susunan pengelola Laboratorium Pengembangan Komunitas:

  • Ketua
  • Administrasi dan Keuangan
  • Kelompok Kerja
  • Kelompok Pelatihan
  • Kelompok Multimedia dan Dokumentasi
  • Kelompok Penelitian
    1. Sub. Kelompok Kampung Kota
    2. Sub. Kelompok Periferi
    3. Sub. Kelompok Daerah Pedalaman
    4. Sub. Kelompok Pesisir Pantai

KEGIATAN LAPAK

  1. LAPAK sebagai kegiatan pengkajian masyarakat telah dirintis sejak tahun 1995. Produk kegiatan ini telah berhasil memproduksi informasi tentang permukiman-permukiman penduduk yang rawan dari segi “kualitas hidup” di wilayah Jabotabek dalam bentuk buku laporan penelitian “Profil Kampung”. Kampung-kampung tersebut adalah: Kapuk Muara – Jakarta Utara, Tanjung Kait / Muara Angke/Kronjo-Kabupaten Tangerang, Kampung Rawa – Jakarta Barat, Manggarai – Jakarta Pusat, kampung-kampung di kecamatan Serpong/Pamulang/Ciputat – Kabupaten Tangerang. Lokasi-lokasi di atas merupakan jaringan belajar LAPAK sampai saat ini.
  2. Kerjasama dengan UPC (Urban Poor Consortium); advokasi masalah banjir di Kampung Blok Asin, Tegal Alur – Jakarta Utara, 2000 – 2001.
  3. Workshop ‘Housing for The Poor’, Asia Coalition for Housing Rights, Karachi, November 2000.
  4. Kerjasama dengan UNESCO:
    • Penelitian Profil Masyarakat bantaran sungai – Kampung Kapuk Muara, 1998.
    • Fasilitasi “income generating” melalui program CLC (Community Learning Center), Kampung Kapuk Muara, 1999.
    • Pameran Kerajinan Kampung Kapuk Muara, 1999 – 2000.
    • Workshop “Community Learning Centres Review Meeting”; 28 Pebruari – 4 Maret 2000; Chiang Rai – Thailand.
  5. Penelitian dan kerjasama dengan masyarakat Desa Cibogo Serpong, untuk penyusunan alternatif penanganan bekas galian pasir. Pengorganisasian komunitas untuk perbaikan kualitas hidup melalui media perikanan kolam terapung; 2002 – 2004.
  6. School Feeding Program; kerjasama dengan Land O’lake – USDA dan Depdiknas, 2002.
  7. Pemetaan sosial dan pendampingan manajemen sampah lingkungan berbasis komunitas, Kampung Sungai Bambu, Jakarta Utara, dukungan dana CSR dari PT.Astra International.Tbk; 2001 – 2003.
  8. LAPAK memfasilitasi lahirnya PT KUALA BIRU, usaha konsultansi dibentuk atas dasar kesepakatan kompetensi bukan kesepakatan modal, suatu kreatifitas penciptaan pekerjaan sekaligus aktualisasi keprofesian para alumni muda PWK ITI; 2003.
  9. Penelitian penanganan sampah 9 kota di Jawa (JABODETABEK – Surabaya – Semarang – Yogya – Bandung); penelitian mandiri untuk penyusunan database; 2004 – 2005.
  10. Penyusunan Rencana Tata Ruang (partisipatif) di 21 Mukim di Kabupaten Aceh Jaya; kerjasama dengan Fauna Flora International, 2006 – 2007.
  11. Pemberdayaan ekonomi komunitas pasca konflik dan pasca tsunami Aceh; Kampung Pasie Geulima, Paya Baro- Kabupaten Aceh Jaya; 2007.
  12. Dokumentasi film penanganan dampak banjir berbasis komunitas, RW 07 Kel. Bidara Cina – Kec. Jatinegara; kerjasama dengan PT Prospera Consultant Engineers – Ditjen Penataan Ruang Kementerian PU; 2009.
  13. Workshop khusus pengembangan kurikulum kewirausahaan, fokus pada ‘social entrepreneurship’; Prodi PWK ITI; sejak 2008 – saat ini.
  14. Penanganan sampah kantin kampus ITI berbasis komunitas; kerjasama dengan para pedagang kantin kampus ITI; 2009.
  15. Workshop dan pameran ‘MASA DEPAN KOTA TANGERANG SELATAN DIMATA MAHASISWA’ – hipotesa masa depan kota modern yang manusiawi dengan prinsip ‘sustainable urban development’; pengembangan kampung air, kampung buruh, kampung mahasiswa dan transformasi penggunaan lahannya; workshop pengolahan kumpulan hasil karya studio perencanaan dan karya skripsi; 9 – 10 Maret 2011.